"Lir ilir, lir ilir tandure wis sumilir" <<=====< (Lir ilir, lir ilir tanamannya sudah mulai bersemi) >> lir-ilir= Sayup-sayup bangun (dari tidur), tanaman : agama Islam.
"Tak ijo royo – royo Tak sengguh temanten anyar" <<=====< (Hijau Royo royo)-(demikian menghijau bagaikan pengantin baru)
>> agama Islam tumbuh subur di Tanah Jawa. Yakni hijau sebagaiman
simbol umum agama Islam. Dulu banyak didominasi non muslim mulai terisi
oleh praktisi2 dari kelompok Islam. Ada juga penafsiran yang mengatakan
bahwa pengantin baru maksudnya adalah raja2 jawa yang baru masuk Islam.
>> sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke
agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level
mula, seperti penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya
"Cah angon – cah angon penekno blimbing kuwi" <<===========< (Anak-anak penggembala,(Ngaji)/(Orang Berilmu), panjatkan pohon blimbing itu )
>> Kenapa kok cah angon ? (Imam adalah Pemimpin / Penggembala).
Untuk menyebut sebagai pemimpin di suruh mengatur masyarakat dengan
islam. >> Kenapa Belimbing : Inget : belimbing itu warnanya
ijo (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi, belimbing adalah
isyarat agama Islam itu sendiri, yang tercermin dari 5 sisi buah
belimbing yang menggambarkan Rukun Islam. >> Kenapa penekno
(ambilkan) : Inilah seruan tholabun nushroh para wali kepada para
penguasa di Jawa, agar mereka bersedia mengambil Islam itu agar
masyarakat bisa mengikuti langkahnya dan dengan itu aturan Islam dapat
diterapkan ke masyarakat. Tidak mungkin Islam terterapkan tanpa ada
kemauan penguasa.
"Lunyu – lunyu peneen kanggo mbasuh dodod iro"<<===< (Biar licin tetap panjatkan untuk mencuci pakaian-mu) >> dodod : sejenis pakaian jawa (dNux : saya juga tidak tahu sperti apa, katanya sih seperti kemben) >> Dodod : Makna dalamnya adalah Penyakit dalam hati, ujub, ria, iri, drengki, sombong, takabur / syirik.
>> walaupun berat ujiannya, walaupun banyak rintangannya karena
masuk agama Islam itu berkonsukuensi luas baik secara keluarga, sosial
dan politik, maka tetap anutlah Islam untuk membersihkan aqidahmu dan
menyucikan dirimu dari dosa dosamu. Demikian juga pasti sangat berat
rintangan untuk melaksanakan syariat Islam itu ditengah masyarakat,
karena pasti akan berhadapan dengan agama, adat istiadat serta sistem
yang telah terbangun dimasyarakat.
"Dododiro – dododiro kumitir bedah ing pinggir"<<====< (Pakainmu itu tertiup2 angin dan sobek di pinggir pinggirnya)
>> kumitir : bayangkan kain yang dijemuran dan tertiup2 angin
lalu terlihat pinggir kain itu sobek2. Yang dimaksud disini adalah
ketika para raja itu sudah masuk Islam, maka masih ada hal hal yang
belum Islam kaffah, masih ada cacat2 di aqidah-nya sebab masih
terpengaruh oleh hindu jawa >> Bedah ing pinggir : barangkali
yang dimaksud pinggir sini adalah masyarakat bawah (pinggiran), dimana
pada mereka masih kurang memahami dan kurang melaksanakan Islam sebab
banyak masyarakat awam belum tersentuh dakwah atau belum komitmen di
Islam >> Makna lebih Dalam : Hati dan Hawa Nafsu manusia itu
berdampingan, selalu di kelilingi iblis penggoda, menunggu disaat kita
lengah, sekali manusia lengah iblis(setan) akan masuk melalui hawa nafsu
tersebut dalam hati kita yang berdekatan.
"Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore"<<===< (Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore ) >> Betulkanlah penyimpangan2 itu baik pada dirimu atau pada masyarakatmu untuk persiapan kematianmu >> Jadi kita terus waspada dan terus memperbaiki kelakuan di kehidupan dunia ini untuk kehidupan yang abadi kelak nanti. >> sebo : menghadap = sowan. Mengko sore : nanti sore (waktu ajal). Usia senja : usia tua mendekati masa akhir.
>> Pesan dari para wali bahwa kamu itu wahai raja .. pasti akan
mati dan akan menemui Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan diri,
keluarga dan masyarakat yang kamu pimpin. Maka benahilah dan
sempurnakanlah keislamanmu dan keislaman masyarakatmu agar kamu selamat
di Hari Pertanggung Jawaban (yaumul Hisab)
"Mumpung pandang rembulane - Mumpung jembar kalangane"<<====< (Selagi terang (sinar) bulan-nya)- (Selagi luas & masih banyak kesempatannya)
>> Para wali mewejangi agar para raja melaksanakan hal itu selagi
masih terbuka pintu hidayah menerima Islam dan masih banyak ulama2 yang
bisa mendampingi beliau untuk memberikan nasehat dan arahan dalam
menerima dan menerapkan Islam untuk masrakat, dan diri sendiri.
>> Mumpung si Raja masih menduduki jabatan sebagai penguasa. Nanti
perkaranya atau kesempatan melaksanakan ini akan hilang bila raja
tersebut sudah tidak menjadi penguasa. >> Kesempatan apa ?
usia atau pangkat/kedudukan ? Kalau yang dimaksud kesempatan adalah
usia, maka ini kurang cocok. Bagaimanapun juga para wali juga tahu bahwa
usia itu tidak bisa ditebak. Pangkat/kedudukan lebih masuk akal sebab
masih bisa diduga kapan lengsernya .. >> Bagi saya kalangan biasa juga berarti pendukung sehingga maknanya juga bisa : mumpung selagi banyak pendukungnya
>> bagian ini sangat menjelaskan bahwa lagu ini adalah tholabun
nusrhoh para wali kepada raja raja agar raja memanfaatkan kesempatannya
(sebagai raja) untuk disamping masuk Islam juga terlibat aktif dalam
penyebaran dan pelaksanaan syariat Islam di wilayahnya (tanah Jawa).
"Sun surako surak hiyo"<<===< (Mari bersorak-sorak ayo…) >> ayo beritakan, syiarkan, dakwahkan secara jalur islam walaupun hanya sekata.
0 comments
Post a Comment