Ingatlah hai semua insan di muka bumi ini, semua hanya mengabdi dan menyembah alloh, memohon dan meminta pertolongan kepada alloh. Orang yang menghapal Al-Qurâan harus iklas dan memurnikan niat ketika mempelajarinya, memurnikan tujuan hanya karena mengharapkan ridha Allah, mempelajari dan mengajarkannya karena Allah semata, semua ini dilakukan untuk penghapal al'quran dengan hati yang bersih dan harus tau ilmu hak-haknya, bukan karna ingin menyombongkan diri di hadapan manusia dan bukan untuk mencari dunia. Al-Imam Al-Qurthuby menyebutkan didalam Mukadimah tafsirnya, bab peringatan bagi penghapal Al-Qurâan dan para penuntut ilmu syariat dari bahaya riya. Beliau menyebutkan firman Allah,
ââSembahlah Allah dan jangan kalian mempersekutu-Nya dengan sesuatu apapun.ââ(An-Nisaâ:36)
ââBarang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah dia mengerjakan amal sholeh dan janganlah dia mempersekutupun seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya. ââ(Al-Kahfi:110)
Imam Muslim meriwatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, ââAku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ââSesungguhnya orang pertama-tama di adili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid. Dia di datangkan dan nikmat-nikmatnya diperlihatkan kepadanya, maka dia pun mengetahuinya. Allah bertanya, âApakah yang telah kamu lakukan di dunia?â Orang itu menjawab, âAku berperang karena Engkau hingga aku mati syahid.â Allah berfirman, âKamu dusta, tapi kamu berpegang agar di katakana, âseorang pemberani,â Kemudian dia diperintahkan untuk diseret pada wajahnya hingga dia dilemparkan ke neraka. Ada pula seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarnya serta membaca Al-Qurâan. Maka dia didatangkan dan nikmat-nikmatnya diperlihatkan kepadanya sehingga dia mengetahuinya. Allah bertanya, âApa yang kamu lakukan didunia?ââ, ia menjawab, âAku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qurâan karena Engkauâ. Allah berfirman, âkamu dustaâ, kamu mempelajarinya agar dikatakan, âorang yang berilmuâ, kamu membaca Al-Qurâan agar dikatakan, âseorang qariâ, dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu)â. Kemudian dia diperintahkah agar dia diseret pada wajahnya hingga dia dilemparkan ke neraka. Ada pula seseorang yang hidupnya dilapangkan Allah, Dia memberinya semu jenis harta benda. Maka dia didatangkan dan nikmat-nikmatnya diperlihatkan kepadanya sehingga dia mengetahuinya. Allah bertanya, âApa yang kamu lakukan didunia?ââ, orang itu menjawab, âaku selalu mengeluarkan shadaqah karena Engkauâ. Allah berfirman: âkamu dusta, kamu melakukannya agar dikatakan, âseorang yang dermawanâ, dan memang itulah yang dikatakan (tentang dirimu)â. Kemudian dia diperintahkan untuk diseret pada wajahnya kemudian dia dilemparkan ke neraka.ââ(Diriwayatkan Muslim dan At-Tirmidzy).
Masih berkait dengan hadist ini, Abu hurairah mengatakan, ââKemudian Rasulullah SAW memukul kedua lututku seraya berkata, ââHai Abu Hurairah, tiga orang inilah yang pertama kali dari makhluk Allah yang menyalakan api neraka pada hari kiamat.ââ
Ibnu Abdil-Berkata, hadist ini diperuntukkan bagi orang yang tidak ikhlas dalam ilmu dan amalnya untuk mengharapkan ridha Allah.ââ
Diriwayatkan dari nabi SAW, ââSiapa yang mencari ilmu karena selain Allah, lebih layak mendapatkan tempat tinggal di neraka.ââ (dirawayatkan Ibnu Majah).
Dari Abu Hurairah RA ,dia berkata, ââRasulullah SAW bersabda, âSiapa yang mempelajari suatu ilmu yang seharusnya dia mengharapkan ridha Allah, dia tidak mempelajarinya melainkan karana untuk mendapatkan harta didunia, maka dia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat. ââ (diriwatkan Abu Daud dan At-Tirmidzy).
At-Tirmizy meriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia berkata, ââRasulullah SAW bersabda: âBerlindunglah kepada Allah dari Jubbul-Hazan. ââMereka bertanya, ââWahai Rasulullah, apakah Jubbul-Hazan itu?ââ, beliau menjawab, ââSebuah lembah di jahannam, yang Jahannam pun berlindung darinya setiap hari seratus kali.ââ Ada yang bertanya, Wahai Rasulullah siapakah yang masuk kesana? ââBeliau menjawab, para penghapal Al-Qurâan yang membangga-banggakan amalnya.ââ(diriwayatkan At-Tirmidzy).
Penghapal Al-Qurâan dan pencari ilmu harus takut kepada Allah tentang dirinya, memurnikan amal bagi Allah semata. Jika dia melakukan sesutu yang di benci Allah, hendaklah dia segera bertaubat dan kembali kepada-Nya, lalu memulai lagi keikhlasan dalam pencarian dan amal-Nya.
Sufyan bin Uyainah berkata: kami mendengar dari Ibnu Abbas, dia berkata: âsekiranya para penghapal Al-Qurâan mengambilnya menurut haknya dan sebagaimana semestinya, tentu Allah akan mencinti mereka. Tapi jika unutk mencari dunia dengannya, tentu Allah membenci mereka dan diri mereka hina di mata orang lain.ââ
0 comments
Post a Comment