Friday, August 2, 2013

Persiapan Sebelum Idul Fitri Tiba antara sunnah maupun yang wajib




Allah s.w.t. berfirman dalam surah al-A'la (14-15)

قد أفلح من تزكى * وذكر اسم ربه فصلى

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),
dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang."

Yang dimaksud dengan membersihkan diri dalam ayat ini adalah mengeluarkan zakat fitrah. Abu Said al-Khudri berkata: yang dimaksud dengan "ingat nama Tuhannya" adalah dengan mengumandangkan takbir pada hari Idul Fitri dan bersembahyang maksudnya sholat Ied".

Fadlilah Idul Fitri

Banyak fadlilah dan keutamaan yang diturunkan Allah s.w.t. pada hari idul fitri. Dari Anas bin Malik Rasulullah s.a.w. bersabda " Pada malam Idul Fitri Allah membayarkan pahala orang-orang yang berpuasa Ramadhan, lalu Allah memerintahkan kepada malaikat-malaikatNya di pagi hari itu agar turun ke bumi, mereka berdiri di ujung-ujung jalan dan pintu-pintu masuk perkampungan seraya menyerukan kepada mahluk di bumi ini dengan suara lantang yang didengarkan oleh semua mahluk bumi kecuali manusia dan jin : wahai umat Muhammad kelaurlah kepada Tuhanmu Yang Maha Besar, Menerima hal kecil, Membalas dengan kebesaran, Memaafkan dosa besar. Ketika mereka mulai berduyun-duyun ke masjid-masjid dan mendirikan sholat dan berdoa, maka Allah tidak mendengar permintaan mereka kecuali mengabulkan hajatnya, memberi permintaannya dan mengampui dosa-dosanya. Lalu mereka keluar dari masjid dalam keadaan diampuni oleh Allah".
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa malam Idul Fitri disebut malam pemberian hadiah, pada malam itu Allah berseru kepada malaikatnya: "Aku bersaksi wahai malaikatku bahwa Aku telah memberikan pahala puasa hamba-hambaKu, pahala sholat-sholat mereka. Aku limpahkan kepada mereka ridal dan ampunanKu. Kemudian Allah berfirman "Wahai hamba-hambaku, demi keagungan dan kemuliayaanKu, apapun yang kalian minta untuk hari akhirmu pasti akan Kukabulkan, apapun yang kalian minta untuk dunia kalian pasti akan Kuikutkan, Aku akan tutupi kekuranganmu sejauh engkau mengingatKu, keluarlah dengan ampunan dan ridlaKu".

Persiapan Sebelum Idul Fitri Tiba antara sunnah maupun yang wajib

Sebelum Idul Fitri datang hari yang fitri ada baiknya kita persiapkan hal-hal yang selayaknya kita persiapkan untuk hari mulia itu. Kita perhatikan persiapan-persiapan itu mulai dari yang wajib lalu yang sunnah. Pertama yang harus kita kerjakan menjelang hari Iedul Fitri adalah membayar Zakat Fitrah. Zakat Fitrah waktunya adalah mulai mata hari terbenam malam Ied hingga mulai didirikan sholat Ied. Dalam hadist riwayat Ibnu Umar, Rasulullah s.a.w. memerintahkan agar mengeluarkan zakat fitrah sebelum masyarakat keluar untuk menjalankan sholat Ied" (H.R. Jamaah). Hadist Ibnu Abbas menegaskan bahwa "Barangsiapa mengeluarkan Zakat Fitrah sebelum sholat Ied maka itu merupakan Zakat Fitrah yang diterima dan barangsiapa mengeluarkannya setelah sholat Ied maka itu seperti sedekah biasa" (H.R. Abud Dawud).

Amalan-amalan lain yang disunnahkan menjelang Idul Fitri adalah sbb:
  1. Memperbanyak membaca takbir pada malam Iedul Fitri. Itu merupakan ibadah yang kita lakukan untuk meninggalkan Ramadhan dan untuk menyambut kedatangan ‘Idulfitri. Oleh sebab itu, disunatkan kepada kita mengucapkan takbir dengan mengangkat suara, bermula waktunya dari terbenam matahari malam Hari Raya sehingga imam mengangkat takbiratul ihram sholat ied. Firman Allah Ta‘ala:
  2. ... ولتكبروا الله على ما هداكم ولعلكم تشكرون Maksudnya : “Dan agar kamu membesarkan Allah atas apa-apa yang telah Ia memberi petunjuk kepada kamu, dan agar kamu bersyukur (atas nikmat-nikmat yang telah diberikan”.( Surah Al-Baqarah : 185) Menghidupkan malam Idul Fitri dengan memperbanyak beribadah kepada Allah, baik itu dzikir, sholat atau membaca al-Qur'an. Melantunkan kalimat takbir juga merupakan ibadah yang dianjurkan pada malam Idul Fitri. Dalam sebuah hadist riwayat Udah bin Shamit Rasulullah bersabda :"Barang siapa menghidupkan malam Ied dengan beribadah kepada Allah, niscaya hatinya tidak akan mati di hari dimana hati-hati manusia telah mait" (H.R. Thabrani).
  3. Mandi, memakai wangi-wangian, memakai pakaian yang terbaik, memendekkan kuku yang panjang dan menghilangkan bau badan.
  4. Bagi makmum disunnahkan agar datang ke masjid atau tempat sholat Ied dengan berjalan kaki dan berangkat pagi-pagi setelah sholat Subuh. Sedangkan bagi imam disunnahkan mengakhirkan kedatangannya ke masjid hingga menjelang sholat.
  5. Disunnahkan sarapan pagi dengan bilangan kurma ganjil sebelum berangkat ke masjid untuk sholat Ied. (H.R. Bukhari)
  6. Menunjukkan rasa gembira dan bahagia kepada semua orang yang ditemui serta bersikap dermawan lebih dari hari-hari biasa.
  7. Disunnah berangkat dan pulang dari masjid melalui jalan yang berbeda untuk syiar agama
Sholat Idul Fitri
Sholat Idul Fitri hukumnya sunnah mu'akkadah menurut Syafi'iyah dan Malikiyah. Sedangkan menurut Hanbali hukumnya Fardlu Kifayah dan menurut Hanafiyah hukumnya Wajib.
Waktu Sholat Ied adalah setelah matahari terbit setinggi tombak hingga waktu tengah hari. Jadi waktu sholat Ied sama dengan wakatu sholat Dhuha.
Tempat dilaksanakan sholat Ied menurut mayoritas ulama adalah di lapangan luar kota kecuali kota Makkah dimana sholat Ied lebih utama dilaksanakan di Masjidil Haram. Mayoritas ulama juga berpendapat bahwa sholat Ied di masjid dengan tanpa sebab seperti hujan, hukumnya makruh. (Sesuai hadist Abu Dawud dll.). Hanya ulama Syafi'iyah yang mengatakan bahwa sholat Ied di masjid lebih utama dalam segala kondisi, dengan alasan dan dalil bahwa masjid merupakan tempat yang lebih mulia dari tempat apapun, terkecuali bila masjid sempit sehingga tidak menampung semua jamaah, maka disunnahkan di lapangan.

Perbedaan Waktu Pelaksanaan

Saat ini terjadi fenomena perbedaan hari pelaksanaan Iedul Fitri karena perbedaan metodologi penentuan hilal. Umat Islam dipersilahkan mengikuti mana yang diyakini benar. Mengikuti keputusan pemerintah juga merupakan langkah yang bijak untuk menjawab keragu-raguan dan kebingungan.
Para ulama, imam-imam masjid dan da’i publik selayaknya memberikan penjelasan kepada masyarakat awam tentang fenomena perbedaan metodologi dalam penentuan awal bulan Ramadhan dan Idul Fitri, termasuk wawasan tentang rukyah dan hisab serta landasan metodologisnya. Ini akan membantu memperluas wawasan masyarakat terhadap masalah perbedaan dan khilafiyah yang wajar terjadi dalam pemahaman agama, sehingga tidak mengarah kepada ketegangan antar umat Islam.
Bagi yang melaksanakan Iedul Fitri lebih dulu, sebaiknya tidak perlu menyalahkan yang belum iedul fitri dan tidak melakukan tindakan provokatif yang tidak sehat, seperti sengaja makan dan minum di depan yang masih puasa demi tujuan provokatif.
Masyarakat hendaknya diberi kebebasan dalam memilih masjid untuk sholat Ied. Apabila seseorang ikut Idul Fitri hari ini, padahal masjid di dekat rumahnya melaksanakan sholat Idul Fitri besok, maka ia cukup buka puasa diam-diam di rumah dan besoknya bisa ikut berjamaah Idul Fitri bersama masyarakat sekitarnya. Ini seperti orang yang melihat hilal sendirian tanpa dua orang saksi sehingga pendapatnya tidak dijadikan pijakan oleh pemerintah.
Mengenai masalah hukum keharaman puasa pada hari Idul Fitri, selayaknya dikembalikan kepada keyakinan masing-masing dalam menentukan hari Idul Fitri dan dikembalikan kepada Allah. Allah maha adil dalam menghukumi amalan hambanya. Tidak perlu membahas siapa yang dosa dan siapa yang menanggung dosa. Semua kita kembalikan kepada Allah yang maha bijaksana.
Fenomena perbedaan penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri selayaknya kita angkat sebagai wahana mengembangkan toleransi di antara umat Islam maupun antar umat beragama. Fenomena ini jangan dijadikan pemicu perpecahan umat Islam, namun layaknya dijadikan tauladan bagi kehidupan beragama yang ragam namun tetap menjunjung kebersamaan dan persatuan.

Slilaturrahmi dan saling meminta maaf

Kebersihan jiwa yang tercipta oleh ibadah puasa kita selama sebulan penuh akan lebih sempurna kalau dipoles dengan pembershihan diri dari hak-hak orang lain. Dosa kita kepada Allah telah kita tebus dengan ibadah dan taubat selama sebulan penuh, kini saatnya dosa-dosa kita kepada teman dan saudara kita juga kita hapuskan dengan saling meminta maaf dan saling mendoakan. Dalam sebuah hadist riwayat Salman al-Farisi Rasulullah menyatakan :"Seorang muslim ketika bertemu dengan saudaranya seiman, lalu diambilnya tangan saudara bersalaman, maka dosa-dosa keduanya berjatuhan laksana jatuhnya daun-daun dari pepohonan kering di saat angin berhembus, dosa-dosa keduanya diampuni meskipun sebanyak buih lautan" (H.R. Thabrani).

Pada hari Idul Fitri ini juga saatnya mempererat tali silaturrahmi yang sudah terjalin dan menyambung tali silaturrahmi yang terputus. Saling mengunjungi saudara dan sahabat merupakan cara untuk meningkatkan tali silaturrahmi tersebut. Mungkin di luar hari raya kita enggan untuk berkunjung ke teman atau sahabat kita karena tidak ada alasan yang tepat, maka di hari Iedul Fitri ini kita manfaatkan untuk seling berkunjung.
Minal Aidin Wal Faizin. Mohon maaf lahir batin
Semoga Amal Ibadah kita selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah Yang Maha Esa.

0 comments

Post a Comment